Asmaul Husna


Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

My Calender


Jumat, 14 Juni 2013


Marhaban Yaa Ramadhan



بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Ibadah puasa memiliki keistimewaan tersendiri dari seluruh rukun-rukun Islam, yaitu bahwa puasa hanya dinisbatkan kepada Allah Ta’ala, sebagaimana dari sabda Rosulullah Saw :

“setiap kebaikan itu dengan sepuluh kelipatannya sampai tujuh ratus kelipatan kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku membalasnya. (HR. Al Bukhori dan Muslim dari Hadits Abu Hurairah).

Selanjutnya, akan disebutkan beberapa keutamaan ibadah puasa dari beberapa Hadits Rosulullah Saw:

“Demi Dzat yang jiwaku ditangan-Nya, sesungguhnya bau busuk mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau Kasturi. Allah Azawajalla berfirman ‘ia meninggalkan syahwatnya, makanan dan minumannya karena Aku, maka puasa itu bagi-Ku dan Aku membalasnya. (HR. al-Bukhori dan Muslim)
Syurga itu mempunyai pintu yang disebut Rayyan, dimana pintu itu tidak dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa, dan ia diberi janji untuk bertemu Allah Ta’ala dalam balasan puasanya. (HR. Al-Bukhori dan Muslim dari Hadits Sahl bin Sa’d)

“orang yang berpuasa itu mendapat dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika ia berbuka dan kesenangan ketika bertemu Tuhannya.” (HR. Al-Bukhori dan Muslim dari Hadits Abu Hurairoh)

“apabila masuk bulan Ramadhan maka pintu-pintu Syurga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan syaithan-syaithan diikat. Dan seorang penyeru berseru:”hai orang-orang yang mencari kebaikan marilah, dan orang yang mencari keburukan cegahlah.” (HR. At-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Ibadah puasa dimuliakan dengan penisbatan kepada-Nya meskipun seluruh ibadah itu memang bagi-Nya. mengapa ibadah puasa itu memiliki keistimewaan tersendiri?, hal ini karena ada dua alasan yaitu :
1.   karena seluruh amal keta’atan itu disaksikan dan dilihat oleh makhluk sedang puasa hanya dilihat oleh Allah semata. Kalaupun orang yang tidak berpuasa itu mengatakan bahwa dirinya sedang berpuasa maka tetap ia dihukumi sebagai pendusta yang pada akhirnya dikembalikan lagi kepada Allah Ta’ala.
2.  bahwasanya dengan puasa itu melemahkan kepada syahwat dimana syahwat itu merupakan tempat permainan dan gembalanya syaithan. Karenanya Allah Ta’ala memberikan solusi kepada pemuda yang belum mampu untuk menikah agar ia memperbanyak puasa karena puasa (menahan diri) akan menjadi benteng bagi dirinya. Sebagaimana disebutkan dalam sabda Rosulullah Saw :

“wahai para pemuda, siapa di antara kamu yang telah mampu untuk menikah maka hendaklah ia menikah, karena yang demikian itu lebih menjaga mata untuk tidak liar dan lebih memelihara kemaluan : dan siapa yang belum mampu (menikah), maka hendaklah ia berpuasa (menahan diri) karena yang demikian itu menjadi benteng baginya.” (HR. Bukhori dan Muslim melalui ‘Alqamah ra.).

Dari segi ini, maka puasa menjadi pintu ibadah dan menjadi perisai. Ketika puasa, maka secara khusus berarti telah mencegah syaithan dan menutup serta menyempitkan tempat-tempat jalannya, karenanya puasa memiliki kekhususan dengan dinisbatkan hanya kepada-Nya. sebagaimana telah disebutkan dalam sabda Rosulullah Saw. :

“sesungguhnya syaithan itu berjalan pada anak Adam (manusia) seperti jalannya darah, maka persempitlah jalannya itu dengan lapar. “(Muttafaq ‘alaih)

Beliau juga bersabda kepada ‘Aisyah ra. :”teruslah ketuk pintu syurga, Ia bertanya: dengan apa? Beliau saw bersabda : “dengan lapar”.

Keterangan di atas merupakan kesimpulan dari Ihya’ Ulumiddin (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama) karya Imam Ghozali dalam Kitab Rahasia Puasa.

 Wallahu A’lam Bish Showab…..

 (Pustaka_Firdausy) 
 05 Sya’ban 1434/14 Juni 2013

0 komentar: