Asmaul Husna


Followers

Diberdayakan oleh Blogger.

My Calender


Sabtu, 15 Juni 2013


Marhaban Yaa Ramadhan
بِسْــــــــــــــــم ﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Di bawah ini akan dijelaskan beberapa syarat bathin dalam berpuasa, di dalam Ihya’ Ulumiddin dijelaskan bahwa puasa itu memiliki tiga tingkatan yaitu ;
1.  Puasa Umum : yaitu menahan perut dan kemaluan dari menunaikan kebutuhan sebagaimana yang telah     dirinci pada bab sebelumnya.
2.   Puasa Khusus : yaitu menahan pandangan penglihatan, lidah, tangan, kaki dan seluruh anggota badan dari dosa-dosa. Puasa khusus merupakan puasanya orang-orang shohih dan kesempurnaan dari puasa ini dengan enam hal, yaitu :
a.   memejamkan dan menahan mata dari memandang kepada segala sesuatu yang tercela yaitu yang dapat menyibukkan hati dan melalaikan dari Allah ‘Azza wa jalla, hal ini sesuai dengan sabda Rosulullah Saw :
“pandangan itu salah satu anak panah iblis yang berbisa. Barangsiapa yang meninggalkannya karena takut kepada Allah, maka Allah akan memberikan kepadanya manisnya keimanan.(HR. Al-Hakim)
Dan diriwayatkan pula dari Anas dari Rosulullah saw, bahwasanya beliau bersabda :
“lima hal yang membatalkan puasa yaitu : dusta, menggunjing, mengumpat, sumpah dusta dan melihat dengan syahwat. (HR. Jabir dari Hadits Anas).
b.  memelihara lidah dari berbicara tanpa arah, dusta, menggunjing, mengumpat, berkata buruk, berkata kasar, permusuhan dan pertengkaran. Dan dianjurkan agar banyak diam dan sibuk dengan mengingat Allah Yang Maha Suci dan banyak membaca Kitab Suci Al-Qur’an. Sehubungan dengan hal ini, Nabi saw. Bersabda:
“puasa itu perisai, apabila salah seorang daripadamuberpuasa maka janganlah ia berkata keji dan membodohkan diri. Jika ada seseorang yang memerangimu atau mengumpatmu, maka katakanlah ‘sesungguhnya saya berpuasa”. (HR. Al-Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairoh)
c.   menahan pendengaran dari mendengar segala sesuatu yang makruh, karena segala sesuatu yang haram diucapkan maka haram pula didengarkan.
d.   Menahan anggota badan baik kaki maupun tangan dari dosa-dosa dan makruh, dan menahan perut dari hal-hal yang syubhat pada waktu berbuka puasa. Rosulullah bersabda :
“banyak orang yang berpuasa yang tidak ada dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.” (HR. an-Nasa’I dan Ibnu Majah dari hadits Abu Hurairoh)
e.   tidak berlebih-lebihan ketika berbuka. Hal ini karena ruh dan rahasia dari puasa adalah melemahkan kekuatan yang menjadi perantara syaithan untuk kembali kepada keburukan-keburukan, dan hal itu tidak bisa dicapai kecuali dengan menyedikitkan makanan.
f.   Ketika berbuka puasa maka hendaknya bagi yang berpuasa itu hatinya dipenuhi dengan rasa takut dan penuh harap, karena ia tidak mengetahui apakah puasanya itu diterima atau tidak.

3.  Puasa Khususul Khusus : yaitu puasanya hati dari cita-cita yang rendah dan fikiran-fikiran duniawi, dan mencegah hati dari apa yang selain Allah secara keseluruhan. Maka dalam hal ini puasa menjadi batal dengan memikirkan Sesutu selain Allah kecuali berfikir tentang dunia yang dimaksudkan untuk agama yang akan menjadi bekal akhirat. Dan puasa ini adalah merupakan tingkatan para Nabi, Shiddiqin dan orang-orang yang didekatkan kepada Allah.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa setiap ibadah memiliki syarat lahir dan bathin, kulit dan isi. Maka dalam setiap ibadah mempunyai beberapa tingkatan yang dimana tingkatan tersebut diserahkan kembali kepada pelaku apakah hanya akan puas dengan kulit tanpa isi atau menggabungkan keduanya dalam setiap ibadah yang dilakukan.

Keterangan di atas merupakan ringkasan dari Ihya’ Ulumiddin (Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama) karya Imam Ghozali dalam Kitab Rahasia Puasa.

       Wallahu A’lam Bish Showab…..

       (Pustaka_Firdausy)
       06 Sya’ban 1434/15 Juni 2013

0 komentar: