Asmaul Husna
Ha Ana Dza
التصنيف
- About Islam (2)
- Al-Qur'an dan Al-Hadits (3)
- Bahtsul Masail (1)
- Fiqh Mawaris (1)
- Fiqih Ibadah (3)
- Keluarga Rosulullah (2)
- Perpustakaanku (3)
- Qisshoh (1)
- Renungan Perjalanan (7)
- Ukhuwah Islamiah (3)
- Ushul Fiqh (2)
Blog Archive
Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
My Calender
Jumat, 31 Mei 2013
PENGANTAR PENERBIT
Segala puji bagi Allah, Kita memuji,
meminta pertolongan, dan memohon ampunan kepada-Nya. kita pun berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri dan kejelekan amal-amal kita. barang siapa yang Allah
beri petunjuk maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barang siapa yang
Allah sesatkan maka tidak ada yang dapat memberinya hidayah. Aku bersaksi
bahwasanya tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar, kecuali Allah, dan
aku bersaksi bahwasanya Muhammad Saw adalah hamba dan utusan Allah.
Tafsiirul Qur’aanil ‘Azhiim atau yang lebih dikenal dengan Tafsiir
Ibnu Katsir adalah kitab tafsir yang paling tersohor di dunia Islam.
Ketersohorannya itu didukung oleh beberapa faktor berikut ini:
1. Kepakaran
penulisnya. Yaitu,
al-Hafizh ‘Imaduddin Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir al-Qurasyi
ad-Dimasyqi, salah seorang ulama yang mahir di bidang ilmu agama di abad VIII
H. di antara bidang yang ditekuninya adalah tafsir al-Qur’an. Beliau juga
bergelar al-Hafizh, yaitu seorang ahli hadits yang hafal beribu-ribu
teks hadits Nabi. Di samping itu, beliau juga seorang penulis produktif yang
telah banyak menghasilkan karya-karya tulis ilmiah agamis, di antaranya yang
cukup monumental adalah kitab yang berjudul al-Bidaayah wan Nihaayah.
2. Metode penulisan
tafsir. Yaitu,
dengan mengambil metode penulisan tafsir bil ma’tsur, sebuah metode
penulisan tafsir yang diakui falid, shahih, tepat, dan lurus karena
menyandarkan penafsiran ayat-ayat al-Qur’an kepada landasan yang kuat dan
valid, yaitu penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an, penafsiran al-Qur’an dengan
hadits, serta penafsiran al-Qur’an dengan pendapat para ulama tafsir Salafush
Shalih dari kalangan para sahabat dan Tabi’in. selain itu, tafsir ini juga
ditopang dengan ilmu-ilmu bahasa Arab dan kaidah-kaidahnya yang lazim digunakan
dalam penafsiran ayat al-Qur’an.
3. Pemahaman penulis
yang lurus, terutama dalam masalah ‘aqidah. Ibnu Katsir adalah seorang ulama yang
beraliran Ahlus Sunnah wal Jama’ah dan mengikuti manhaj Salafush Shalih dalam
beragama, baik itu dalam masalah ‘aqidah, ibadah, maupun akhlak. Kesimpulan
seperti itu dapat dibuktikan melalui hasil karyanya yang banyak, termasuk di
dalamnya Tafsir Ibnu Katsir ini.
4. Keumuman dan
kemurnian tafsir. Tafsir ini murni kitab tafsir yang hanya menjelaskan maksud firman Allah
Swt dan bersifat umum. Tidak menitikberatkan pada salah satu bidang penafsiran
saja. Pendekatan tafsir seperti ini merupakan langkah terdekat untuk mencapai
tujuan yang dimaksud oleh Allah Swt dalam firman-Nya yang mulia.
5. Validitas tafsirnya.
Yaitu, jenis
tafsir bil ma’tsur yang membuat kitab tafsir ini menjadi rujukan bagi
hampir semua kitab tafsir yang ada dan dikaji oleh hampir semua kalangan ummat
Islam di seluruh dunia, dari masa ke masa.
Menimbang keistimewaan dan
kepopularan tafsir di atas dan demi memperluas manfaatnya bagi kaum Muslimin
serta memperkenalkan mereka kepada tafsir yang bermutu, maka kami memilih untuk
menerjemahkan tafsir Lubaabut Tafsiir Ibni Katsir, yaitu kitab tafsir
yang merupakan ringkasan dan tahqiq dari Tafsiir Ibnu Katsir. Ringkasan
tafsir ini disusun oleh yang mulia Dr. ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Abdurrahman
bin Ishaq Alu Syaikh, seorang ulama Timur Tengah. Beliau telah menghabiskan
waktu selama 3 tahun, disertai dengan kerja keras siang dan malam dalam
meneliti dan menelaah tafsir ini, sehingga menghasilkan ringkasan tafsir yang
sangat bermutu; dengan bahasa yang singkat, tetapi padat makna.
Tafsir ini sangat dibutuhkan kaum
Muslimin, terutama bagi mereka yang ingin memahami kandungan al-Qur’an dengan
baik dan benar serta menghindari hadits-hadits dan riwayat-riwayat yang tidak
dapat dijadikan hujjah. Buku tafsir ini terdiri dari enam jilid.
Semoga upaya ini mendapat ridho dari
Allah Swt serta menjadi pemberat timbangan kebaikan bagi penulis, penerjemah,
penerbit, dan semua pihak yang terkait, yakni pada hari yang tiada berguna lagi
harta dan anak-anak, kecuali mereka yang datang kepada Allah Swt dengan hati
yang bersih.
Semoga sholawat dan salam selalu
Allah curahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarga serta seluruh
Sahabatnya sampai hari kiamat.
Jumadil Akhir 1430 H
Penerbit
Pustaka Imam Asy-Syafi’i
NB :
Sebelum penulis mengemukakan
alasannya mengapa ia memilih buku tafsir ini, sebelumnya penulis ingin
menjelaskan riwayat singkat mengenai Ibnu Katsir. Ia adalah Isma’il bin ‘Amr
al-Qurasyi bin Katsir al-Basri ad-Dimasyqi ‘Imaaduddiin Abul Fida’ al-Hafiz
al-Muhaddis asy-Syafi’i. Beliau dilahirkan pada 705 H. dan wafat pada 774 H.,
sesudah menempuh kehidupan panjang yang sarat dengan keilmuan. Ia adalah seorang
ahli Fiqh yang sangat ahli, ahli Hadits yang cerdas, sejarawan ulung dan
mufasir paripurna. Al-Hafiz Ibn Hajar menjelaskan, “ia adalah seorang ahli
hadits yang faqih. Karangan-karangannya tersebar luas di berbagai Negeri semasa
hidupnya dan dimanfaatkan orang banyak setelah wafatnya.
Di antara karya tulisnya ialah :
- al-Bidaayah
wan Nihaayah dalam bidang sejarah, merupakan rujukan terpenting bagi para
sejarawan.
- al-Kawaakibud
Daraari dalam bidang sejarah, cuplikan pilihan dari al-Bidaayah wan Nihaayah.
- Tafsiirul Qur’an; al-Ijtihaad fi
Talabil Jihad.
- jaami’ul maasaniid; as-Sunanul Haadi li
Aqwami Sunan, dan
- al- Waadihun Nafis fi Manaaqibil Imaam
Muhammad ibn Idris.
Adapun alasan saya memilih untuk
membeli, mempelajari serta memahami buku tafsiir Ibnu Katsir ini adalah
1. Pemahaman Penulis
Yang Lurus. Dalam
artian bahwa Ibnu Katsir adalah seorang ulama yang beraliran Ahlus Sunnah wal
Jama’ah. Faham Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang saya maksudkan di sini adalah
menurut pengertian yang proporsional dan historis. Bisa diartikan bahwa penulis
menafsirkan al-Qur’an bertujuan hanya untuk menjelaskan maksud firman Allah Swt
yang tidak terikat atau memiliki kecenderungan kepada politik atau
kelompok-kelompok tertentu. Tentu saja hal ini dikarenakan tingkat kedalaman ilmu
beliau dalam memahami agama sehingga penafsiran yang dilakukan tidak untuk
kepentingan politik atau kelompok-kelompok tertentu melainkan murni hanya untuk
mencapai tujuan yang dimaksud oleh Allah Swt dalam firman-Nya yang mulia.
2. Metode Penulisan
Tafsir. Yaitu
dengan menggunakan metode tafsir bil ma’tsur. Pengertian dari tafsir
bil ma’tsur sendiri sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas yaitu metode
penafsiran dengan merujuk kepada al-Qur’an itu sendiri, hadits, para sahabat
dan para tabi’in. selain itu, corak dari tafsir bil ma’tsur ini memiliki
keistimewaan tersendiri dibanding dengan corak tafsir lainnya (tafsir bir
ra’yi, tafsir sufi dan lain-lain), diantara keistimewaannya yaitu tafsir
ini menekankan kepada bahasa dalam memahami al-Qur’an, memaparkan ketelitian
redaksi ayat ketika menyampaikan pesan-pesan, mengikat Mufassir dalam bingkai
ayat-ayat sehingga membatasinya untuk tidak terjerums ke dalam subjektivitas
yang berlebihan.
Kitab-Kitab Tafsir bil-Ma’tsur yang
Terkenal Lainnya Yaitu :
1). Tafsir yang dinisbahkan kepada
Ibn Abbas.
2). Tafsir Ibn ‘Uyainah.
3). Tafsir Ibn Abi Haatim.
4). Tafsir Abusy Syaikh bin Hibban.
5). Tafsir Ibn ‘Atiyah.
6). Tafsir Abul Lais as-Samarqandi, Bahrul
‘Uluum.
7). Tafsir Abu Ishaq, al-Kasyfu
wal Bayaan ‘an Tafsiiril Qur’an.
8). Tafsir ibn Jarir at-Tabari, Jaami’ul
Bayaan fi Tafsiiril Qur’an.
9). Tafsir ibn Abi Syaibah.
10). Tafsir al-Bagawi, Ma’aalimut
Tanzil.
11). Tafsir as-Sa’labi, al-Jawaahirul
Hisaan fi Tafsiiril Qur’an.
12). Tafsir Jalaluddin As-Suyuti, ad-Durrul
Mansur fit Tafsiiri bil Ma’tsur.
13). Tafsir Asy-Syaukani, Fathul
Qadiir.
(Pustaka_Firdausy)
Label:
Perpustakaanku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.