Asmaul Husna
Ha Ana Dza
التصنيف
- About Islam (2)
- Al-Qur'an dan Al-Hadits (3)
- Bahtsul Masail (1)
- Fiqh Mawaris (1)
- Fiqih Ibadah (3)
- Keluarga Rosulullah (2)
- Perpustakaanku (3)
- Qisshoh (1)
- Renungan Perjalanan (7)
- Ukhuwah Islamiah (3)
- Ushul Fiqh (2)
Blog Archive
Followers
Diberdayakan oleh Blogger.
My Calender
Selasa, 25 September 2012
Hening
Terkadang memang harus ada saat-saat untuk menarik diri dari ingar bingar kehidupan, karena terkadang pula aku merasa lelah, terkadang pula bosan atau memang karena harus ada tempat untuk kita mengasingkan diri, berbenah diri dan membaca dari berbagai sisi kehidupan yang ada, nge-iqra' kembali, bukankah iqra' merupakan titik awal dari perubahan?, tapi dimana ? rasanya sudah tak ada lagi tempat yang tenang untuk mengasingkan diri seperti saat Rosulullah memilih menenggelamkan diri beliau di gua hiro, tak ada gua hiro disini, tempat itu begitu jauh disana. atau... ku ciptakan sendiri gua hiro itu di ruang hati...?
Ketika aku terbangun dari tidurku, aku sudah harus mulai bertarung
dengan kotak-kotak yang ada di sekelilingku, kotak yang disebut dengan
perjuangan, kotak adat, kotak politik, kotak kekuasaan, kotak keterpojokan, kotak kehinaan, kotak kekejaman dan bahkan kotak yang diatur
sedemikian rupa, canggih, hingga tak terasa sebagian kekejaman dan
kehinaannya. Tuntunan agama menjadi pudar dan bahkan nyaris hilang.
kecuali bagi yang tidak.
aku benar-benar lelah, nuraniku, jiwaku, penghayatan-penghayatanku. setiap hari aku diserap oleh putaran alam modern yang memerintahkanku menjadi mesin, binatang atau
setan. setiap hari permukaan ruhaniku ditumbuhi lumut-lumut. Aku rindu
untuk mengenalkan pada diri apa sebenarnya arti kehidupan. Aku selalu
butuh waktu untuk menatap kesejatian kemanusiaanku.
Robbana aatina min ladunka rohmatan wa hayyi' lanaa min amrinaa rosyadaa. Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada
kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus
dalam urusan kami ini (QS: al-Kahf: 10 ). Itu adalah doa pemuda-pemuda
yang mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu kemudian Allah menidurkan mereka selama 309 tahun hingga mereka tak dapat mendengar
suara apapun sebagai bentuk pertolongan kepada mereka. itu adalah kisah
Ashabul Kahf. Adapun diriku sendiri, aku ingin tertidur tanpa
kegelisahan, tanpa politik, tanpa pertarungan antara jiwa dan daging,
tanpa lapar dan kenyang.
Aku menjadi benar-benar lelah, lelah mengejar apa yang bersifat sementara. Aku sangat membutuhkan saat untuk
"menarik diri" dari ingar bingar kehidupan. Menemukan suasana untuk
memperbarui diri. Memikirkan dengan sungguh-sungguh tindakan untuk
meluruskanku. Menemukan dan menyeimbangkan setiap unsur kelemahan,
kekurangan, aib dan sifat buruk lainnya. Memenangkan perang melawan diri sendiri setelah itu barulah aku kembali meneruskan perjalananku dengan amat mantap.
Ketika aku membuka mata, masih banyak hal yang perlu kuhadapi dengan sabar. sangat banyak. sedangkan aku masih belum termasuk di dalamnya. Batin ini masih sering meledak-ledak ketika aku dihadapkan pada sebuah kenyataan yang tidak kukehendaki. Sedangkan jauh di dalam diri ini, aku sangat takut ledakan-ledakan jiwaku melukai orang lain di sekelilingku. Karena diriku masih belum cukup kuat jika dihadapkan pada kotak-kotak itu. Ketika ada remaja lewat di
sampingku dengan suara knalpot motornya yang melengking, ketika itu
jiwaku tak kalah melengkingnya dengan suara knalpot motor remaja itu.
Ketika telingaku mendengar suara petasan yang memecahkan keheninganku, batin
ini masih nakal untuk memaki-maki orang itu. Ketika terdengar suara
"Sound System" tetanggaku yang nyaringnya minta ampun, yang kurasa itu
amat mengganggu indera pendengaranku, batin ini masih suka memaki-maki si tuan rumah. Bukan dengan tatapan
penuh kasih sayang sebab bisa jadi mereka tak benar-benar mengerti
dengan apa yang mereka lakukan. Ya Allah, aku ingin meniru doa Isa atau Muhammad, "ya Allah, ampunilah mereka karena mereka tidak mengerti dengan apa yang mereka kerjakan". Tatapi
ya Allah, kepada mereka yang sudah mengerti persis terhadap apa yang
mereka lakukan, apa gerangankah doa yang pantas untuk ku ucapkan?. Sebab
memang kami sudah memasuki jaman modern, orangnya sudah pintar-pintar,
buku-buku menjejali dinding, bahkan sanggup melakukan
pembaruan-pembaruan yang bermacam-macam. Petunjuk-petunjuk itu sudah
terhampar di mana-mana, tapi sayangnya kebanyakan darinya diabaikan
begitu saja. Kecuali bagi yang masih benar-benar mencari, menjaganya dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Label:
Renungan Perjalanan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.